Selasa, 27 Maret 2012

Karya Tulis Ilmiah Part 2



PENINGKATAN KUALITAS PELATIHAN SOFT SKILL KARYA TULIS ILMIAH DALAM RANGKA MEWUJUDKAN BUDAYA RISET DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Sakir, Maratun Sa’adah, Nugroho Tristyawan, Sugiyanto, Febrianti Tentyana
Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebijakan pemerintah mengenai kewajiban mahasiswa untuk membuat makalah dan mempublikasikannya pada jurnal ilmiah. Akhir-akhir ini menjadi buah bibir di kalangan akademisi, yang mengakibatkan pro dan kontra terhadap Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 152/E/T/2012 tertanggal 27 Januari 2012.
Surat tersebut ditujukan kepada Rektor/Ketua/Direktur PTN dan PTS seluruh Indonesia. Di dalamnya berisi tentang, sarjana harus membuat makalah yang diterbitkan di jurnal ilmiah, magister pada jurnal nasional, dan doktor pada jurnal internasional. Banyak pihak yang menyayangkan seandainya surat edaran tersebut menjadi surat keputusan tanpa adanya penilaian terlebih dahulu.
Kebijakan tersebut bila dilihat dari dua sisi akan menimbulkan pro dan kontra. Para pendukung kebijakan itu akan menyatakan bahwa hal ini akan menimbulkan efek positif bagi pendidikan di Indonesia. Mengasah kemampuan menulis mahasiswa agar dikemudian hari dapat menjadi penulis handal. Tidak hanya terpaku pada teori-teori dan praktik saja. Namun kebijakan ini sebaiknya dilakukan secara bertahap agar tidak menimbulkan masalah.
Menurut data Scimagojr, jumlah publikasi jurnal Indonesia berada pada posisi ke 64 dari 236 negara yang telah mempublikasikan jurnal ilmiahnya dengan jumlah publikasi 13.047 selama 1996–2010. Malaysia menduduki posisi 43 dengan 55.211 publikasi jurnal pada tahun yang sama. Amerika Serikat mempublikasikan 5,3 juta karya ilmiah yang menjadikannya peringkat pertama Negara yang rajin mempublikaskan karya ilmiah.
Sedangkan mereka yang kontra terhadap publikasi ini memiliki pandangan bahwa kebijakan tersebut akan menghambat kelulusan mahasiswa. Perlu diperhatikan juga karena belum semua universitas telah memiliki sarana dan prasarana yang baik untuk mendukung publikasi tersebut. Selain itu, bagi mahasiswa S1 di Indonesia belum dipersiapkan untuk membuat karya tulis ilmiah yang memerlukan riset mendalam. Mereka hanya belajar secara konseptual dan belum pada praktik di lapangan.
Terlepas dari pro-kontra terhadap kewajiban publikasi karya tulis ilmiah di jurnal ilmiah, setiap Perguruan Tinggi mempunyai tanggungjawab untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, meliputi; Pendidikan, penelitan dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen dan mahasiswa merupakan actor yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut. Dimana publikasi penelitian yang dilakukan dosen dan mahasiswa masih rendah dibandingkan dengan Negara tetangga. Studi ini bermaksud untuk membuat strategi penigkatan soft skill dalam rangka memwujudkan budaya riset di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Adapun tujuan dari pengintegrasian soft skill karya ilmiah dalam perkuliahan adalah  untuk memberikan wadah bagi mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan menyusun karya tulis ilmiah guna mensuksesi kebijakan DIKTI pada tingkat sarjana dan sebagai modal dasar penelitian ketika kemudian mereka melanjutkan ke program selanjutnya. 
Program ini juga sebagai wahana yang tepat bagi civitas akademia Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Staff Dosen) dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang kedua berupa penelitian.
Selain itu, program ini juga ditujukan untuk memberdayakan mahasiswa yang memiliki kemampuan dalam menyusun karya ilmiah, dengan mengintegrasikan pelatihan karya tulis ilmiah dengan lembaga seperti Freshclub (Fisipol Research Club) UMY dan UKM KPM (Unit Kegiatan Mahasiswa Kelompok Penelitian Mahasiswa). Selain itu, program ini juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah, sebagai kontribusi terhadap publisitas jurnas nasional.
Manfaat
Dengan adanya kesadaran dan kesungguhan semua pihak yang ada di dalam Kampus Universitas Negeri Malang dalam mengaplikasikan beberapa atribut soft skill ke dalam kehidupan sehari-hari diharapkan bisa meraih banyak manfaat, diantaranya adalah terbentuknya jiwa dan semangat menulis dan meneliti bagi setiap lulusan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai tonggak awal gerakan menulis nasional.
Penulisan karya ilmiah secara tidak langsung akan melatih mahasiswa untuk berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti tata cara penulisan yang sudah ditentukan dengan prosedur, metode dan teknik tertentu. Program ini juga bermanfaat bagi mahasiswa yang akan semakin terpacu untuk menulis dengan diberikannya support dan koreksi dalam proses penelitian dan reward atas pencapaian yang telah di raih mahasiswa.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Jika tujuan utamanya memaksa perguruan tinggi mewujudkan budaya risetnya, maka kebijakaan Dikti perlu dipertanyakan. Akan tetapi, jika ini hanya sebagai momen awal menuju ke budaya riset adalah sah-sah saja. Untuk selanjutnya, tentu saja Kemendikbud perlu mengubah sistem pendidikannya mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Sebab untuk membangun budaya riset diperlukan suatu karakter yang inovatif, kreatif, terbuka, berani, inspiratif.
Untuk menghasilkan karya ilmiah yang berbobot mahasiswa harus mempunyai motivasi yang kuat untuk menggali masalah dan memecahkan masalah. Untuk bisa menggali dan memecahkan masalah mereka harus mempunyai motivasi membaca yang tinggi. Membaca bukan saja yang ada dalam bentuk tulisan, tetapi juga yang tersebar di Indonesia secara umumnya.
Sayangnya budaya membaca belum terbentuk di banyak perguruan tinggi. Jangankan mahasiswanya, dosennya pun belum mempunyai budaya membaca. Banyak dosen yang membaca sekadarnya untuk mengajar. Bahkan banyak dosen yang berpendapat mengajar tidak usah persiapan, langsung saja. Motivasi dosen meneliti juga masih seputar naik pangkat/jabatan atau menambah sedikit penghasilan.
Jika masalahnya penghasilan yang rendah, maka penghasilan dosen sudah dinaikkan dengan adanya tunjangan sertifikasi. Keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan juga bukan alasan, sebab dosen yang tinggi motivasinya tidak terhambat oleh sarana dan prasarana yang terbatas. Bahkan, di zaman ICT ini informasi dengan mudah diperoleh. Lingkungan kampus barangkali juga berperan. Apapun, dosen harus memotivasi dirinya sendiri untuk menjadi pelopor dalam menciptakan budaya membaca, sementara pimpinan diharapkan memberikan lingkungan atau suasana yang kondusif bagi berkembangnya budaya membaca di kampus.
Jika dosen sudah memiliki budaya membaca, maka dapat diharapkan mereka menularkan budaya tersebut ke mahasiswa. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh dosen seperti membangun suasana pembelajaran yang interaktif, yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berkreatif dan berinovatif serta memberikan pendapat. Dengan cara ini diharapkan minat membaca mahasiswa meningkat pesat. Di luar perkuliahan juga dosen dapat membiasakan mahasiswa membaca, melalui tugas yang terkontrol atau kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang memotivasi mahasiswa untuk membaca. Namun demikian, hal ini harus diimbangi oleh keinginanyang kuat dari mahasiswa untuk membaca, dan penyediaan fasilitas yang cukup oleh para petinggi perguruan tinggi.
Sebagai bentuk Tri Dharma perguruan tinggi, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta belum banyak memberikan kontribusi dalam bidang penulisan karya ilmiah, apalagi mempublikasikannya.
Sejauh pantauan tim penulis, hanya segenlintir saja mahasiswa yang kemudian mampu menyusun karya tulis ilmiah baik pada tataran kampus (sebagai laporan tugas), lomba penulisan karya ilmiah di tingkat daerah, nasional maupun Internasional.
Solusi yang Ditawarkan Untuk Mengatasi Masalah
Menurut Prof. Stephen Mines, budaya riset merupakan struktur yang memungkinkan seorang peneliti menghasilkan, mengkomunikasikan dan memahami ilmu pengetahuan baru. Budaya penelitian juga merupakan salah satu tahapan, yang diperlukan bagi seorang calon peneliti atau akademisi memperkenalkan diri kepada dunia publikasi.
Stephen menjelaskan bahwa seorang peneliti penting untuk menentukan harapan dan dukungan, menyeimbangkan harapan (sebagai contoh : mengajar, administrasi dan penelitian), group membaca, dukungan dan dorongan dari teman, menulis review, program seminar, melakukan presentasi di konferensi, mempublikasikan karya tulis ilmiahnya, mencoba menentukan penghalang dan peluang dalam penelitian, peran dari sebuah pernyataan, kinerja yang diharapkan, pengajaran yang diharapkan, training ketrampilan penelitian, bahan kepustakaan dan ketrampilan, waktu, penyebaran hasil penelitian, serta mempersiapkan diri dari segi bahasa.
Selama ini banyak peneliti tidak dapat terikat dengan penelitian ilmiah yang realistik. Mereka hanya melihat mengenai melakukan penelitian sebagai cara untuk mendapatkan tambahan pendapatan dan mendapatkan penghargaan sebagai bagian dalam penilaian kinerja tahunan,” ungkap Stephen mengutip salah satu suara peneliti mengenai pentingnya Research Culture bagi seorang peneliti.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Organisasi Islam Muhammadiyah telah melakukan begitu banyak inovasi dalam pengembangan mutu pendidikan di Indonesia. Di UMY sendiri telah memberikan beberapa soft skill bagi mahasiswanya di setiap semester.  
Soft skill yang di berikan oleh Universitas berupa Karya tulis ilmiah, Spiritual Leadership, MICE (Meeting, Intensive, Conference, Exhibition), Team Work (outbond), Public Speaking, EO (Event Organizer), dan pada akhir semester di berikan pelatihan Perencanaan Penelitian dan Penulisan Skripsi. 
Beberapa pelatihan tersebut di implementasikan oleh Jurusan Ilmu Pemerintahan sejak tahun 2008 . yang menarik adalah bahwa pelatihan karya tulis ilmiah di berikan di awal masa kuliah yaitu pada semester satu. Hal ini diharapkan dapat memicu semangat mahasiswa untuk mulai menulis bahkan sejak awal masa perkuliahan.
Seberapa Jauh Kondisi Terkini Dapat Diatasi Dengan Gagasan Ini
Soft skill penulisan karya ilmiah memang telah dilakukan sejak tahun 2008, namun, tidak banyak perubahan yang di hasilkan dari pelatihan tersebut. Dengan metode seminar dan suasana yang terasa sedikit formal, pemberian soft skill karya tulis ini bleum mampu memicu semangat dan kreativitas mahasiswa dalam membaca problem sosial di sekitanya untuk di kaji menjadi bahan karya tulis.
Sejauh pantauan penulis, hanya ada beberapa mahasiswa dari jumlah seluruh mahasiswa Ilmu Pemerintahan yang telah mendapatkan pelatihan soft skill yang kemudian mampu menulis karya ilmiahnya.
Pihak Terkait yang Dipertimbangkan Bisa Membantu Penyelesaian Masalah dan Peran Mereka.
Ada beberapa pihak yang kemudian dapat di pertimbangkan menjadi penyokong terkait program ini, yaitu :
Mahasiswa
Mahasiswa adalah actor sentral dalam program yang di ajukan ini, peningkatan kualitas soft skill karya tulis ilmiah akan sia – sia tanpa adanya niat dan kemauan dari mahasiswa. Mahasiswa selaku dirinya sendiri yang menjadi pelaku, maupun selaku teman atau lingkungan yang tentunya harus berperan aktif dalam mendukung lingkungannya untuk menciptakan budaya riset yang kondusif.
Staff Pengajar (Dosen).
 Sebagai pendamping mahasiswa dalam proses pembelajaran, staff dosen di anggap tepat untuk memberikan pengarahan dan pendampingan bagi Mahasiswa untuk menyusun karya ilmiah dengan lebih baik dan lebih giat.
Intensitas waktu yang di luangkan oleh staff pengajar harus lebih di tingkatkan, baik dalam forum formal maupun non formal. Staff pengajar juga di harapakan selalu memebrikan support berupa bimbingan, melakukan koreksi atas kekurangan – kekurangan yang ada selama proses penyusunan karya tulis, serta memberikan semacam reward atas pencapaian mahasiswa.
Fresh Club
Freshclub atau Fisipol Research Club merupakan kelompok pelatihan penelitian bagi mahasiswa Fisipol yang di bentuk pada akhir 2010  dan di ketuai oleh Nugroho, mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMY. Freshclub sendiri sejauh ini hanya di peruntukkan bagi Mahasiswa Fisipol khususnya, sehingga kemudian perlu di bentuk club serupa dari fakultas – fakultas yang ada di UMY. Club penelitian ini akan di kelola secara mandiri oleh Mahasiswa dari setiap fakultas dan lintas angkatan. Club ini akan secara langsung ber koordinasi dengan staff pengajar dan dosen – dosen pendamping guna menyampaikan kendala – kendala yang mungkin di hadapi.
Hadirnya Freshclub ini di anggap paling mumpuni dalam melakukan melakukan advokasi dan pendampingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Selain aktif dalam mecari bibit- bibit unggul di setiap jurusan yang ada di Fisipol, Freshclub juga menjadi semacam pusat informasi segala jenis kegiatan penelitian. Freshclub juga menjadi semacam wadah bagi teman – teman yang tengah dalam proses penelitian, baik tugas kuliah maupun perlombaan. 
UKM KPM
Universitas Muhammadiyah Sendiri telah memiliki banyak Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sebagai sarana yang mewadahi kreatifitas mahasiswa di luar perkuliahan. Salah satu UKM yang ada yaitu KPM (Kelompok Penelitian Mahasiswa). UKM ini beridir sejak tahun dan telah mengalami beberapa kali pergantian kepengurusan. UKM menjadi tokoh sentral karena merupakan organ resmi yang langsung berkoordinasi dengan PR 3, selaku wakil rektor yang membidangi masalah kemahasiswaan.
LP3EM
Lembaga Pengembangan Penelitian, Pendidikan, dan Masyarakat (LP3M) UMY sebagai lembaga yang mempunyai kewenangan melakukan pembinaan dan koordinasi bidang penelitian di UMY.  LP3M berfungsi memetakan, memfasilitasi, serta mengembangkan program maupun kegiatan kajian- strategis nasional – global, workshop, seminar, lokakarya, publikasi dan penerbitan berbasis hasil riset, pengembangan pendidikan dan pembelajaran, serta pemberdayaan masyarakat yang menjadi komitmen dan perhatian utama lembaga ini dalam pengembangan akademik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. LP3M merupakan lembaga tertinggi pada tingkatan univeristas yang di harapkan mampu memfasilitasi dan mensupport baik dana maupun SDM bagi terlaksananya program ini.
Dikti
Sebagai policy maker yang memiliki kekuasaan tertinggi di harapkan memberikan kebijakan yang mendukung sepenuhnya program ini.
Langkah Strategis Untuk Implementasi Gagasan Untuk Meraih Tujuan
Langkah strategis sebagai langkah awal peningkatan kualitas soft skill karya tulis ilmiah serta pengintegrasiannya ke dalam kehidupan perkuliahan adalah:
Mengumpulkan stake holders terkait.
Mahasiswa, Dosen, Freshclub, UKM KPM di pertemukan dalam satu ruang diskusi Dilakukan koordinasi yang baik antara penggagas selaku pioneer dan stake holder lainnya.
Menyusun langkah strategis
Yang kemudian perlu dilakukan adalah menyusun langkah strategis berupa mengukur dan mendata sejauh mana tingkat publisitas dan penulisan mahasiswa yang telah di lakukan. Hal ini kemudian menjadi penting dilakukan untuk mengukur tindakan apa yang perlu dilakukan sebagai langkah awal pelaksanaan program. Dosen dan mahasiswa selaku tokoh sentral perlu melakukan pendekatan emosional yang baik, agar keterbukaan dapat di capai guna menyokong terapainya program secara kondusif.  Selain itu, perlu juga di lakukan koreksi terhadap pelatihan soft skill yang telah di lakukan sebelumnya, sejauh mana program tersebut bekerja, serta memberikan input berupa solusi atas kekurangan yang ada.  Perlu pula dilakukan pengklasifikasian karya tulis ilmiah antara qualitative dan quantitative research dengan dosen pendamping dan tetap terkoordinasi secara langsung dengan Fresh Club, UKM KPM maupun LP3M.
Pelaksanaan dan Evaluasi
Untuk melaksanakan dan mengevaluasi hasil program ini membutuhkan waktu yang relative lama, dengan asumsi pelaksanaan pelatihan karya tulis dilakukan selama satu bulan. Evaluasi baru bisa dilakukan setelah terselenggaranya mini riset yang merupakan output nyata dari pelaksanaan program ini. Pelasanaan dan evaluasi secara menyeluruh bisa dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan (1 semester).

KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Peningkatan kualitas soft skill karya tulis ilmiah di Universitas Muhamamdiyah Yogyakarta yang terintegrasi secara langsung dalam kehidupan perkuliahan perlu dilaksanakan sesegera mungkin. Hal ini tentunya tidak terlepas dari surat edaran Dikti yang akan melakukan kebijakan berupa publikasi karya tulis ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan.
Mayoritas Perguruan Tinggi memang melakukan penolakan terhadap kebijakan yang bahkan belum di sahkan. Namun, tuntutan membudayakan riset di bangsa ini dirasa begitu mendesak. Oleh sebab itu, penulis merasa alangkah tepatnya untuk mencari solusi dan jalan keluar untuk mensukseskan kebijakan ini, dari pada menolak dengan alasan yang tidak mendidik.
Dukungan dari pihak – pihak terkait seperti Mahasiswa itu sendiri, Dosen, dan lembaga – lembaga di tingkat fakultas, universitas maupun pemerintah melalui Dikti.
Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan
Untuk mengimplementasikan gagasan yang ada maka diperlukan langkah- langkah sebagai berikut: (I) Mengumpulkan stake holders yang terkait dengan koordinasi yang baik antara penggagas (tim penulis) dengan Dosen, Mahasiswa, Fresh Club, UKM KPM, dan LP3M. (II)  Menyusun langkah strategis. (III) Pelaksanaan dan evaluasi.
Pelaksanaan sendiri akan di lakukan dengan metode pelatihan dan diskusi secara berkala, dua kali pertemuan dalam satu minggu. Pelatihan akan di damping oleh seorang dosen pembimbing dalam setiap kelompok, dimana setiap kelompok hanya akan terdiri dari maksimal sepuluh orang mahasiswa. Selain dosen, juga akan hadir anggota dari Fresh Club dan UKM KPM dalam setiap kelompok untuk membantu Dosen dalam memeberikan pendampingan.
Setelah satu bulan pelatihan, akan dilaksanakan semacam mini riset yang langsung di fasilitasi oleh Fresh Club dan UKM KPM serta di support sepenuhnya oleh LP3M.
Selain itu, dalam proses belajar mengajar juga lebih ditekankan budaya menulis dalam tugas – tugas yang di berikan agar mahasiswa menjadi gemar menulis. Dosen juga harus membiasakan mahasiswa untuk berfikir secara komprehensif dan sistemik dalam proses pembelajaran dengan memaksimalkan Sistem Student Centered Learning (SCL) yang telah di  tetapkan sebelumnya.
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh (Dampak dan Manfaat)
            Adapun manfaat dari peningkatan kualitas soft skill karya tulis ilmiah dan pengintegrasiannya dalam kehidupan perkuliahan berupa penigkatan kualitas dan kuantitas publisitas karya tulis ilmiah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Selain itu, mahasiswa kaan semakin kreatif dalam membaca masalah sosial di sekitarnya untuk kemudian dijadikan bahan riset. Dengan harapan akan dapat di contoh dan di terapkan di Universitas lain di Indonesia, sebagai modal dasar membangun budaya riset Bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka
Momentum Tingkatkan Budaya Riset, diunduh melalui http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/471129/ pada jam 09.19 Wib tanggal 24 Februari 2012
Seruan Pakar Soal Pendidikan: Kembangkan Budaya Riset, Revisi Kurikulum, diunduh melalui http://zkarnain.tripod.com/RISET.HTM pada jam 09.33 Wib tanggal 24 Februari 2012
Jurnal Ilmiah Dorong Munculnya Tradisi Ilmiah, diunduh melalui http://www.kemdiknas.go.id/kemdiknas/berita/223 pada jam 10.21 Wib tanggal 24 Februari 2012
Jurnal Ilmiah; Capai Kuantitas, Lalu Kualitas, diunduh melalui http://www.kemdiknas.go.id/kemdiknas/berita/222 pada jam 10.17 Wib tanggal 24 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar