PENINGKATAN KUALITAS
PELATIHAN SOFT SKILL KARYA TULIS ILMIAH DALAM RANGKA MEWUJUDKAN BUDAYA RISET DI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Sakir, Maratun Sa’adah, Nugroho Tristyawan,
Sugiyanto, Febrianti Tentyana
Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Kebijakan pemerintah mengenai
kewajiban mahasiswa untuk membuat makalah dan mempublikasikannya pada jurnal
ilmiah. Akhir-akhir ini menjadi buah bibir di kalangan akademisi, yang
mengakibatkan pro dan kontra terhadap Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor
152/E/T/2012 tertanggal 27 Januari 2012.
Surat tersebut ditujukan kepada
Rektor/Ketua/Direktur PTN dan PTS seluruh Indonesia. Di dalamnya berisi
tentang, sarjana harus membuat makalah yang diterbitkan di jurnal ilmiah,
magister pada jurnal nasional, dan doktor pada jurnal internasional. Banyak
pihak yang menyayangkan seandainya surat edaran tersebut menjadi surat
keputusan tanpa adanya penilaian terlebih dahulu.
Kebijakan tersebut bila dilihat dari
dua sisi akan menimbulkan pro dan kontra. Para pendukung kebijakan itu akan
menyatakan bahwa hal ini akan menimbulkan efek positif bagi pendidikan di
Indonesia. Mengasah kemampuan menulis mahasiswa agar dikemudian hari dapat
menjadi penulis handal. Tidak hanya terpaku pada teori-teori dan praktik saja.
Namun kebijakan ini sebaiknya dilakukan secara bertahap agar tidak menimbulkan
masalah.
Menurut data Scimagojr, jumlah
publikasi jurnal Indonesia berada pada posisi ke 64 dari 236 negara yang telah
mempublikasikan jurnal ilmiahnya dengan jumlah publikasi 13.047 selama
1996–2010. Malaysia menduduki posisi 43 dengan 55.211 publikasi jurnal pada
tahun yang sama. Amerika Serikat mempublikasikan 5,3 juta karya ilmiah yang
menjadikannya peringkat pertama Negara yang rajin mempublikaskan karya ilmiah.
Sedangkan mereka yang kontra
terhadap publikasi ini memiliki pandangan bahwa kebijakan tersebut akan
menghambat kelulusan mahasiswa. Perlu diperhatikan juga karena belum semua
universitas telah memiliki sarana dan prasarana yang baik untuk mendukung
publikasi tersebut. Selain itu, bagi mahasiswa S1 di Indonesia belum
dipersiapkan untuk membuat karya tulis ilmiah yang memerlukan riset mendalam.
Mereka hanya belajar secara konseptual dan belum pada praktik di lapangan.
Terlepas dari pro-kontra terhadap
kewajiban publikasi karya tulis ilmiah di jurnal ilmiah, setiap
Perguruan Tinggi mempunyai tanggungjawab untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan
Tinggi, meliputi; Pendidikan, penelitan dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen
dan mahasiswa merupakan actor yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi
tersebut. Dimana publikasi penelitian yang dilakukan dosen dan mahasiswa masih
rendah dibandingkan dengan Negara tetangga. Studi ini bermaksud untuk membuat
strategi penigkatan soft skill dalam
rangka memwujudkan budaya riset di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Adapun tujuan dari pengintegrasian soft skill karya
ilmiah dalam perkuliahan adalah untuk
memberikan wadah bagi mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan menyusun karya
tulis ilmiah guna mensuksesi kebijakan DIKTI pada tingkat sarjana dan sebagai
modal dasar penelitian ketika kemudian mereka melanjutkan ke program
selanjutnya.
Program ini juga sebagai wahana yang tepat bagi
civitas akademia Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Staff Dosen) dalam
mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang kedua berupa penelitian.
Selain
itu, program ini juga ditujukan untuk memberdayakan mahasiswa yang memiliki
kemampuan dalam menyusun karya ilmiah, dengan mengintegrasikan pelatihan karya
tulis ilmiah dengan lembaga seperti Freshclub (Fisipol Research Club) UMY dan
UKM KPM (Unit Kegiatan Mahasiswa Kelompok Penelitian Mahasiswa). Selain itu,
program ini juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas lulusan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah, sebagai kontribusi
terhadap publisitas jurnas nasional.
Manfaat
Dengan
adanya kesadaran dan kesungguhan semua pihak yang ada di dalam Kampus
Universitas Negeri Malang dalam mengaplikasikan beberapa atribut soft skill ke
dalam kehidupan sehari-hari diharapkan bisa meraih banyak manfaat, diantaranya
adalah terbentuknya jiwa dan semangat menulis dan meneliti bagi setiap lulusan
di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai tonggak awal gerakan menulis
nasional.
Penulisan karya ilmiah secara tidak langsung akan melatih
mahasiswa untuk berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus
mengikuti tata cara penulisan yang sudah ditentukan dengan prosedur, metode dan
teknik tertentu. Program ini juga bermanfaat bagi mahasiswa yang akan semakin
terpacu untuk menulis dengan diberikannya support dan koreksi dalam proses penelitian
dan reward atas pencapaian yang telah di raih mahasiswa.
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Jika tujuan utamanya memaksa perguruan tinggi
mewujudkan budaya risetnya, maka kebijakaan Dikti perlu dipertanyakan. Akan
tetapi, jika ini hanya sebagai momen awal menuju ke budaya riset adalah sah-sah
saja. Untuk selanjutnya, tentu saja Kemendikbud perlu mengubah sistem
pendidikannya mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Sebab untuk membangun
budaya riset diperlukan suatu karakter yang inovatif, kreatif, terbuka, berani,
inspiratif.
Untuk menghasilkan karya ilmiah yang berbobot
mahasiswa harus mempunyai motivasi yang kuat untuk menggali masalah dan
memecahkan masalah. Untuk bisa menggali dan memecahkan masalah mereka harus
mempunyai motivasi membaca yang tinggi. Membaca bukan saja yang ada dalam
bentuk tulisan, tetapi juga yang tersebar di Indonesia secara umumnya.
Sayangnya budaya membaca belum terbentuk di banyak
perguruan tinggi. Jangankan mahasiswanya, dosennya pun belum mempunyai budaya
membaca. Banyak dosen yang membaca sekadarnya untuk mengajar. Bahkan banyak
dosen yang berpendapat mengajar tidak usah persiapan, langsung saja. Motivasi
dosen meneliti juga masih seputar naik pangkat/jabatan atau menambah sedikit
penghasilan.
Jika masalahnya penghasilan yang rendah, maka
penghasilan dosen sudah dinaikkan dengan adanya tunjangan sertifikasi.
Keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan juga bukan alasan, sebab dosen
yang tinggi motivasinya tidak terhambat oleh sarana dan prasarana yang
terbatas. Bahkan, di zaman ICT ini informasi dengan mudah diperoleh. Lingkungan
kampus barangkali juga berperan. Apapun, dosen harus memotivasi dirinya sendiri
untuk menjadi pelopor dalam menciptakan budaya membaca, sementara pimpinan
diharapkan memberikan lingkungan atau suasana yang kondusif bagi berkembangnya
budaya membaca di kampus.
Jika dosen sudah memiliki budaya membaca, maka dapat
diharapkan mereka menularkan budaya tersebut ke mahasiswa. Berbagai upaya dapat
dilakukan oleh dosen seperti membangun suasana pembelajaran yang interaktif,
yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berkreatif dan berinovatif serta
memberikan pendapat. Dengan cara ini diharapkan minat membaca mahasiswa
meningkat pesat. Di luar perkuliahan juga dosen dapat membiasakan mahasiswa
membaca, melalui tugas yang terkontrol atau kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
yang memotivasi mahasiswa untuk membaca. Namun demikian, hal ini harus
diimbangi oleh keinginanyang kuat dari mahasiswa untuk membaca, dan penyediaan
fasilitas yang cukup oleh para petinggi perguruan tinggi.
Sebagai bentuk Tri Dharma perguruan tinggi, Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta belum banyak memberikan kontribusi dalam bidang
penulisan karya ilmiah, apalagi mempublikasikannya.
Sejauh pantauan tim penulis, hanya segenlintir saja mahasiswa yang
kemudian mampu menyusun karya tulis ilmiah baik pada tataran kampus (sebagai
laporan tugas), lomba penulisan karya ilmiah di tingkat daerah, nasional maupun
Internasional.
Solusi yang Ditawarkan Untuk Mengatasi Masalah
Menurut Prof. Stephen Mines, budaya riset merupakan struktur yang
memungkinkan seorang peneliti menghasilkan, mengkomunikasikan dan memahami ilmu
pengetahuan baru. Budaya penelitian juga merupakan salah satu tahapan, yang
diperlukan bagi seorang calon peneliti atau akademisi memperkenalkan diri
kepada dunia publikasi.
Stephen menjelaskan bahwa seorang peneliti penting
untuk menentukan harapan dan dukungan, menyeimbangkan harapan (sebagai contoh :
mengajar, administrasi dan penelitian), group membaca, dukungan dan
dorongan dari teman, menulis review, program seminar, melakukan
presentasi di konferensi, mempublikasikan karya tulis ilmiahnya, mencoba
menentukan penghalang dan peluang dalam penelitian, peran dari sebuah
pernyataan, kinerja yang diharapkan, pengajaran yang diharapkan, training
ketrampilan penelitian, bahan kepustakaan dan ketrampilan, waktu, penyebaran
hasil penelitian, serta mempersiapkan diri dari segi bahasa.
Selama ini banyak peneliti tidak dapat terikat dengan
penelitian ilmiah yang realistik. Mereka hanya melihat mengenai melakukan
penelitian sebagai cara untuk mendapatkan tambahan pendapatan dan mendapatkan
penghargaan sebagai bagian dalam penilaian kinerja tahunan,” ungkap Stephen
mengutip salah satu suara peneliti mengenai pentingnya Research Culture
bagi seorang peneliti.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang berada di bawah naungan Organisasi Islam Muhammadiyah telah
melakukan begitu banyak inovasi dalam pengembangan mutu pendidikan di
Indonesia. Di UMY sendiri telah memberikan beberapa soft skill bagi
mahasiswanya di setiap semester.
Soft skill yang di berikan oleh Universitas berupa Karya tulis ilmiah,
Spiritual Leadership, MICE (Meeting, Intensive, Conference, Exhibition), Team
Work (outbond), Public Speaking, EO (Event Organizer), dan pada akhir semester
di berikan pelatihan Perencanaan Penelitian dan
Penulisan Skripsi.
Beberapa pelatihan tersebut di implementasikan oleh Jurusan Ilmu
Pemerintahan sejak tahun 2008 . yang menarik adalah bahwa pelatihan karya tulis
ilmiah di berikan di awal masa kuliah yaitu pada semester satu. Hal ini
diharapkan dapat memicu semangat mahasiswa untuk mulai menulis bahkan sejak awal
masa perkuliahan.
Seberapa Jauh Kondisi Terkini Dapat Diatasi Dengan
Gagasan Ini
Soft skill penulisan karya ilmiah memang telah
dilakukan sejak tahun 2008, namun, tidak
banyak perubahan yang di hasilkan dari pelatihan tersebut. Dengan metode
seminar dan suasana yang terasa sedikit formal, pemberian soft skill karya
tulis ini bleum mampu memicu semangat dan kreativitas mahasiswa dalam membaca
problem sosial di sekitanya untuk di kaji menjadi bahan karya tulis.
Sejauh pantauan penulis, hanya ada beberapa mahasiswa
dari jumlah seluruh mahasiswa Ilmu Pemerintahan yang telah mendapatkan
pelatihan soft skill yang kemudian mampu menulis karya ilmiahnya.
Pihak Terkait yang Dipertimbangkan
Bisa Membantu Penyelesaian Masalah dan Peran
Mereka.
Ada beberapa pihak yang kemudian dapat di
pertimbangkan menjadi penyokong terkait program ini, yaitu :
Mahasiswa
Mahasiswa adalah actor sentral dalam program yang di
ajukan ini, peningkatan kualitas soft skill karya tulis ilmiah akan sia – sia
tanpa adanya niat dan kemauan dari mahasiswa. Mahasiswa selaku dirinya sendiri
yang menjadi pelaku, maupun selaku teman atau lingkungan yang tentunya harus
berperan aktif dalam mendukung lingkungannya untuk menciptakan budaya riset
yang kondusif.
Staff
Pengajar (Dosen).
Sebagai pendamping mahasiswa
dalam proses pembelajaran, staff dosen di anggap tepat untuk memberikan
pengarahan dan pendampingan bagi Mahasiswa untuk menyusun karya ilmiah dengan
lebih baik dan lebih giat.
Intensitas waktu yang di luangkan oleh staff pengajar harus lebih di
tingkatkan, baik dalam forum formal maupun non formal. Staff pengajar juga di
harapakan selalu memebrikan support berupa bimbingan, melakukan koreksi atas
kekurangan – kekurangan yang ada selama proses penyusunan karya tulis, serta memberikan
semacam reward atas pencapaian mahasiswa.
Fresh Club
Freshclub atau Fisipol Research Club merupakan kelompok pelatihan
penelitian bagi mahasiswa Fisipol yang di bentuk pada akhir 2010 dan di ketuai oleh Nugroho, mahasiswa Ilmu
Pemerintahan UMY. Freshclub sendiri sejauh ini hanya di peruntukkan bagi
Mahasiswa Fisipol khususnya, sehingga kemudian perlu di bentuk club serupa dari
fakultas – fakultas yang ada di UMY. Club penelitian ini akan di kelola secara
mandiri oleh Mahasiswa dari setiap fakultas dan lintas angkatan. Club ini akan
secara langsung ber koordinasi dengan staff pengajar dan dosen – dosen
pendamping guna menyampaikan kendala – kendala yang mungkin di hadapi.
Hadirnya Freshclub ini di anggap paling mumpuni dalam melakukan
melakukan advokasi dan pendampingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Selain
aktif dalam mecari bibit- bibit unggul di setiap jurusan yang ada di Fisipol,
Freshclub juga menjadi semacam pusat informasi segala jenis kegiatan
penelitian. Freshclub juga menjadi semacam wadah bagi teman – teman yang tengah
dalam proses penelitian, baik tugas kuliah maupun perlombaan.
UKM KPM
Universitas Muhammadiyah Sendiri telah memiliki banyak
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sebagai sarana yang mewadahi kreatifitas
mahasiswa di luar perkuliahan. Salah satu UKM yang ada yaitu KPM (Kelompok
Penelitian Mahasiswa). UKM ini beridir sejak tahun dan telah mengalami beberapa
kali pergantian kepengurusan. UKM menjadi tokoh sentral karena merupakan organ
resmi yang langsung berkoordinasi dengan PR 3, selaku wakil rektor yang
membidangi masalah kemahasiswaan.
LP3EM
Lembaga
Pengembangan Penelitian, Pendidikan, dan Masyarakat (LP3M) UMY sebagai lembaga
yang mempunyai kewenangan melakukan pembinaan dan koordinasi bidang penelitian
di UMY. LP3M berfungsi
memetakan, memfasilitasi, serta mengembangkan program maupun kegiatan kajian-
strategis nasional – global, workshop, seminar, lokakarya, publikasi dan
penerbitan berbasis hasil riset, pengembangan pendidikan dan pembelajaran,
serta pemberdayaan masyarakat yang menjadi komitmen dan perhatian utama lembaga ini dalam pengembangan
akademik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. LP3M merupakan lembaga tertinggi pada tingkatan univeristas yang di
harapkan mampu memfasilitasi dan mensupport baik dana maupun SDM bagi
terlaksananya program ini.
Dikti
Sebagai policy
maker yang memiliki kekuasaan tertinggi di harapkan memberikan kebijakan
yang mendukung sepenuhnya program ini.
Langkah
Strategis Untuk Implementasi Gagasan Untuk Meraih Tujuan
Langkah strategis sebagai langkah awal peningkatan
kualitas soft skill karya tulis ilmiah serta pengintegrasiannya ke dalam
kehidupan perkuliahan adalah:
Mengumpulkan stake holders
terkait.
Mahasiswa, Dosen, Freshclub, UKM KPM di pertemukan
dalam satu ruang diskusi Dilakukan koordinasi yang baik antara penggagas selaku
pioneer dan stake holder lainnya.
Menyusun langkah strategis
Yang kemudian perlu dilakukan adalah menyusun langkah strategis berupa
mengukur dan mendata sejauh mana tingkat publisitas dan penulisan mahasiswa
yang telah di lakukan. Hal ini kemudian menjadi penting dilakukan untuk
mengukur tindakan apa yang perlu dilakukan sebagai langkah awal pelaksanaan
program. Dosen dan mahasiswa selaku tokoh sentral perlu melakukan pendekatan
emosional yang baik, agar keterbukaan dapat di capai guna menyokong terapainya
program secara kondusif. Selain
itu, perlu juga di lakukan koreksi terhadap pelatihan soft skill yang telah di
lakukan sebelumnya, sejauh mana program tersebut bekerja, serta memberikan
input berupa solusi atas kekurangan yang ada. Perlu pula dilakukan pengklasifikasian
karya tulis ilmiah antara qualitative dan quantitative research dengan dosen
pendamping dan tetap terkoordinasi secara langsung dengan Fresh Club, UKM KPM
maupun LP3M.
Pelaksanaan dan Evaluasi
Untuk melaksanakan dan mengevaluasi hasil program ini
membutuhkan waktu yang relative lama, dengan asumsi pelaksanaan pelatihan karya
tulis dilakukan selama satu bulan. Evaluasi baru bisa dilakukan setelah
terselenggaranya mini riset yang merupakan output nyata dari pelaksanaan
program ini. Pelasanaan dan evaluasi secara menyeluruh bisa dilakukan dalam
kurun waktu 6 bulan (1 semester).
KESIMPULAN
Gagasan
yang Diajukan
Peningkatan kualitas soft skill karya tulis ilmiah di Universitas Muhamamdiyah
Yogyakarta yang terintegrasi secara langsung dalam kehidupan perkuliahan perlu
dilaksanakan sesegera mungkin. Hal ini tentunya tidak terlepas dari surat
edaran Dikti yang akan melakukan kebijakan berupa publikasi karya tulis ilmiah
sebagai salah satu syarat kelulusan.
Mayoritas
Perguruan Tinggi memang melakukan penolakan terhadap kebijakan yang bahkan
belum di sahkan. Namun, tuntutan membudayakan riset di bangsa ini dirasa begitu
mendesak. Oleh sebab itu, penulis merasa alangkah tepatnya untuk mencari solusi
dan jalan keluar untuk mensukseskan kebijakan ini, dari pada menolak dengan
alasan yang tidak mendidik.
Dukungan dari
pihak – pihak terkait seperti Mahasiswa itu sendiri, Dosen, dan lembaga –
lembaga di tingkat fakultas, universitas maupun pemerintah melalui Dikti.
Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan
Untuk
mengimplementasikan gagasan yang ada maka diperlukan langkah- langkah
sebagai berikut: (I) Mengumpulkan stake holders yang terkait dengan koordinasi yang baik antara penggagas (tim penulis)
dengan Dosen, Mahasiswa, Fresh Club, UKM KPM, dan LP3M. (II)
Menyusun
langkah strategis. (III) Pelaksanaan dan evaluasi.
Pelaksanaan sendiri akan di lakukan dengan metode pelatihan dan diskusi
secara berkala, dua kali pertemuan dalam satu minggu. Pelatihan akan di damping
oleh seorang dosen pembimbing dalam setiap kelompok, dimana setiap kelompok
hanya akan terdiri dari maksimal sepuluh orang mahasiswa. Selain dosen, juga
akan hadir anggota dari Fresh Club dan UKM KPM dalam setiap kelompok untuk membantu
Dosen dalam memeberikan pendampingan.
Setelah satu bulan pelatihan, akan dilaksanakan semacam mini riset yang
langsung di fasilitasi oleh Fresh Club dan UKM KPM serta di support sepenuhnya
oleh LP3M.
Selain itu, dalam proses belajar mengajar juga lebih ditekankan budaya
menulis dalam tugas – tugas yang di berikan agar mahasiswa menjadi gemar
menulis. Dosen juga harus membiasakan mahasiswa untuk berfikir secara
komprehensif dan sistemik dalam proses pembelajaran dengan memaksimalkan Sistem
Student Centered Learning (SCL) yang telah di
tetapkan sebelumnya.
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh (Dampak dan
Manfaat)
Adapun
manfaat dari peningkatan kualitas soft skill karya tulis ilmiah dan
pengintegrasiannya dalam kehidupan perkuliahan berupa penigkatan kualitas dan
kuantitas publisitas karya tulis ilmiah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Selain itu, mahasiswa kaan semakin kreatif dalam membaca masalah sosial di
sekitarnya untuk kemudian dijadikan bahan riset. Dengan harapan akan dapat di
contoh dan di terapkan di Universitas lain di Indonesia, sebagai modal dasar
membangun budaya riset Bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka
Momentum Tingkatkan Budaya Riset, diunduh melalui http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/471129/ pada jam 09.19 Wib tanggal 24 Februari 2012
Membangun Budaya Riset Tidak Insta,
diunduh melalui http://uripsantoso.wordpress.com/2012/02/10/membangun-budaya-riset-tidak instan pada
jam 09.26 Wib tanggal 24
Februari 2012
Seruan Pakar Soal Pendidikan: Kembangkan Budaya Riset, Revisi Kurikulum, diunduh melalui http://zkarnain.tripod.com/RISET.HTM pada
jam 09.33 Wib
tanggal 24 Februari 2012
Menciptakan
Budaya Riset di Perguruan Tinggi (Bagian1), diunduh melalui http://library-teguh.blogspot.com/2012/02/menciptakan-budaya-riset-di-perguruan.html pada jam 09.36 Wib tanggal 24 Feruari 2012
Orientasi Jurnal Ilmiah, diunduh
melalui http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/02/08/176386/Orientasi-Jurnal-Ilmiah pada jam 09.56 Wib tanggal 24 Feruari 2012
Publikasi Jurnal Ilmiah Mampu Petakan PT, diunduh melalui http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/02/15/109629/Publikasi-Jurnal-Ilmiah-Mampu-Petakan-PT pada jam 09.59 Wib tanggal 24 Februari 2012
Menata Jurnal Kelulusan oleh Prof.
Irwandi Jaswir, Deputy Dean di IIU Malaysia, diunduh melalui http://www.kopertis12.or.id/2012/02/16/menata-jurnal-kelulusan-oleh-prof-irwandi-jaswir-deputy-dean-di-iium-malaysia%E2%80%8F.html pada jam 10.07 Wib tanggal 24 Februari 2012
Kegalauan Mahasiswa Tingkat Akhir, diunduh melalui http://ririez.blog.uns.ac.id/2012/02/12/kegalauan-mahasiswa-tingkat-akhir
pada jam 10.13 Wib tanggal 24 Februari 2012
Jurnal
Ilmiah Dorong Munculnya Tradisi Ilmiah, diunduh melalui http://www.kemdiknas.go.id/kemdiknas/berita/223 pada
jam 10.21 Wib
tanggal 24 Februari 2012
Karya Ilmiah
untuk Membedakan PT yang Berkualitas dengan yang tidak, diunduh
melalui http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita-pendidikan/12/02/15/lzfn8i-karya-ilmiah-untuk-membedakan-pt-yang-berkualitas-dengan-yang-tidak pada
jam 10.23 Wib
tanggal 24 Februari 2012
Jurnal
Ilmiah; Capai Kuantitas, Lalu Kualitas, diunduh melalui http://www.kemdiknas.go.id/kemdiknas/berita/222 pada
jam 10.17 Wib
tanggal 24 Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar